JENIS TULISAN DAN KERANGKA KARANGAN
Disusun oleh :
1. Atika Kheirini Selsy (11140182000008)
2. Dwi Ananda Putri (11140182000009)
3. Rasid Hoirudin (11140182000011)
4. Riqotun Nihlah (11140182000018)
5. Mari Rahmatika (11140182000023)
6. Muhammad Tsaqif (11140182000029)
MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa
adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain memakai bahasa itu.
Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri
pembicara atau penulis. Bahasa yang
digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar oleh
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik dapat disebut kalimat efektif.
Pada umumnya
kerangka karangan merupakan rencana garis besar karangan berdasarkan tingkat
kepentingannya teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan, serta pedoman
bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan. Kerangka karangan yang belum final disebut
outline sementar, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan
lengkap disebut outline final. Didalam bahasa Indonesia penulisan kerangka
karangan membantu penulis untuk melihat gagasan- gagasan dalam sekilas
pandangan, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal balik
antara gagasan-gagasan itu sudah tepat , apakah gagasan-gagasan itu sudah
disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya .
Kerangka
karangan merupakan miniature atau prototype dari sebuah karangan. Dalam bentuk
miniature ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan
secara menyeluruh, bukan secara terlepas – lepas.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian kerangka karangan?
- Apa saja fungsi kerangka karangan?
- Apa saja manfaat kerangka karangan?
- Bagaimana cara membuat kerangka karangan?
- Apa saja bentuk kerangka karangan?
- Apa saja pola penyusunan kerangka karangan?
- Apa saja jenis tulisan?
C. Tujuan Penulisan
- Agar pembaca dapat mengetahui pengertian kerangka karangan;
- Agar pembaca dapat mengetahui fungsi kerangka karangan;
- Agar pembaca dapat mengetahui manfaat kerangka karangan;
- Agar pembaca dapat membuat kerangka karangan;
- Agar pembaca dapat mengetahui bentuk kerangka karangan;
- Agar pembaca dapat mengetahui pola penyusunan kerangka karangan;
- Agar pembaca dapat mengetahui jenis tulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kerangka (Outline) Karangan
1. Pengertian Outline
Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, garis besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
2. Pengertian Karangan
Karangan
merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan
dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima
jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
3. Pengertian Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan
penyusunan gagasan[1] . Kerangka
karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka
karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai
satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub
topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.
Menurut para ahli :
ü Nursito (2000:5-4), kerangka karangan adalah rencana kerja yang
memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang
akan ditulis.
ü Soeparno (2004:38), kerangka karangan adalah kerangka tulis yang
menggambarkan bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tataan yang
sistematis.
B. Fungsi Kerangka Karangan
Berikut ini fungsi kerangan karangan :
- Untuk mengatur hubungan antara gagasan-gagasan;
- Dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangannya;
- Dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau cetak biru pembangunan gedung);
- Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis;
- Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan;
- Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.
C. Manfaat Kerangka Karangan
Manfaat kerangka karangan menurut Gorys Keraf,1988;195-196
- Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karanganannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali;
- Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks yang berbeda – beda di dalam karangannya;
- Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karanagn sudah selesai karena semua ide sudah dikumpul, dirinci, dan diruntun dengan teratur. Pengarang tinggal menyusun alimat – kalimatnya saja untuk membunyikan ide dan gagasannya;
- Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karanagn. Melaui kerangka karangan, pembaca dapat melihat ide serta struktur suatu karangan.
D. Langkah-langkah Membuat Kerangka Karangan
- Menentukan tema dan judul;
- Mengumpulkan bahan;
- Menyeleksi bahan;
- Membuat kerangka;
- Mengembangkan kerangka karangan.
E. Bentuk Kerangka Karangan
Kerangka
karangan ada dua macam, yaitu:
1. Kerangka topik
Dalam praktik
pemakaian, yang banyak dipakai adalah kerangka topik. Isi kerangka topik
terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang didahului tanda – tanda yang sudah
lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir(titik) tidak
diperlukan karena tidak dipakainya kalimat lengkap.
2. Kerangka kalimat
Kalimat lebih bersifat resmi dan isinya berupa
kalimat lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas
daripada yang dituntut dalam kerangka topik. Tanda baca titik harusdipakai pada
akhir kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul bab dan subbab. Kerangka
kalimat banyak dipakai pada proses awal penyusunan outline. Bila outline
selesai, kerangka kalimat dapat dipadatkan menjadi kerangka topik.. jadi,
kerangka dapat saja berbentuk gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik.
Kerangka dapat
dibentuk dengan sistem tanda atau kode tertentu. Hubungan di antara gagasan
yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa
huruf dan angka. Judul biasanya di dahuluiangka tertentu (misalnya angka
Romawi), sedangkan subbab menggunakan huruf kapital, lalu untuk anak bab
menggunakan angka Arab, ada juga kerangka yang hanya menggunakan angka Arab,
jika karangannya singat. Angka Arab juga dapat di gabung dengan huruf kecil (lower
case) jika karangannya tidak terlalu panjang, misalnya makalah atau artikel
sederhana. Kode-kode itu akan lebih kompleks dalam karangan yang besar seperti
skripsi, tesis, disertasi, dan buku. Perhatikan pemakaian kode dalam kerangka
karangan berikut ini.
|
Agar karangan
terstruktur rapi, pengarang harus membagi-bagi gagasan dan menempatkannya
sedemikian rupa dalam bab dan subbab. Kaidah pembagian yang perlu diingat
adalah segala sesuatu yang terdapat di bawah suatu tanda harus berhubungan
langsung dan takluk kepada yang membawahkannya, tanda-tanda yang dipakai (huruf
atau angka) harus ada pasangannya, minimal satu. Perhatikan contoh berikut ini:
Benar
|
Salah
|
I.
……………………………………...
II.
……………………………………..
A.
………………………………….
1.
………………………………
2.
………………………………
B.
…………………………………..
C.
…………………………………...
III.
…………………………………….
|
I.
………………………………..
A.
………………………..……
*)
II.
…………………………………
A.
………..…………………..
B.
……………………………
1.
…………………..……
*)
C.
……………….……………
III.
……………………………
|
Contoh pengodean (kodifikasi)
kerangka topik
1.
Gabungan
Angka dan Huruf
II. SEBAB-SEBAB
KERESAHAN BURUH
A. Finansial
1. Gaji pokok
a. Buruh Terampil
b. Buruh Kasar
2. Perumahan
a. Buruh yang Sudah Berkeluarga
b. Buruh yang Belum Berkeluarga
3. Pemeliharaan Kesehatan
a.
Buruh
Lelaki
b.
Buruh
Perempuan
B.
Politik
1.
Pengaruh
Serikat Buruh Perusahaan
a.
Pengaruh
pada Buruh Terampil
b.
Pengaruh
pada Buruh Kasar
2.
Pengaruh
dari Luar Perusahaan
a.
Organisasi
Politik
b.
Partai
Politik
2.
Angka
Arab (digit)
2. SEBAB-SEBAB KERESAHAN BURUH
2.1 Finansial
2.1.1 Gaji Pokok
2.1.1.1 Buruh Terampil
2.1.1.2 Buruh Kasar
2.1.2 Perumahan
2.1.2.1 Buruh yang Sudah Berkeluarga
2.1.2.2 Buruh yang Belum Berkeluarga
2.1.3 Pemeliharaan Kesehatan
2.1.3.1 Buruh Lelaki
2.1.3.2 Buruh Perempuan
2.2 Politik
2.2.1 Pengaruh Serikat Buruh
Perusahaan
2.2.1.1 Pengaruh pada Buruh Terampil
2.2.1.2 Pengaruh pada Buruh Kasar
2.2.2 Pengaruh dari Luar Perusahaaan
2.2.2.1 Organisasi Politik
2.2.2.2 Partai Politik
F. Syarat-syarat menyusun karangan
- Tesis atau pengungkapan;
- Tiap unit hanya mengandung satu gagasan;
- Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis;
- Harus menggunakan symbol konsisten.
G. Pola Penyusunan Kerangka Karangan
Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka
karangan, yaitu;
1. Pola Alamiah
Penyusunan kerangka
karangan yang berpola alamiah berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu,
urutan unit-unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu;
- Urutan ruang, adalah pola penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang: dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya.Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung, stadion, lokasi/wilayah tertentu. Deskripsi suatu gedung dapat dimulai dari lantai dasar sampai ke lantai tertinggi. Stadion atau lapangan sepakbola dapat dideskripsikan dengan urutan timur-barat, utara-selatan.Urutan waktu, adalah penguraian berdasarkan urutan kejadian suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa secara kronologis.
- Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka karang tentang sejarah pastilah memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat divariasikan dengan sorot balik: dari akhir peristiwa mundur ke awal peristiwa (flashback).
2. Pola Logis
Pola Logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia.
Cara berpikir ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda beda bergantung pada sudut pandang dan
tanggapan penulis terhadap topik yang akan ditulis. Itu sebabnyadalam kerangka
pola logis timbul variasi penempatan unit-unit. Adapun macam-macam adalah
kilmaks-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan masalah, dan umum-khusus. Kiranya
macam-macam urutan pola logis it tidak
perlu lagi dijelaskan di sini satu per satu beserta lawan atau kebalikannya.
Dengan memperhatikan contoh kerangka karangan urutan klimaks, misalnya, dengan
mudah dapat kita bayangkan antiklimaks; demikian juga urutan pasangan yang
lainnya. Amatilah dengan seksama contoh kerangka karangan berikut ini.
Contoh 1 (Urutan Klimaks)
Topik: Kejatuhan Soeharto
I. Praktik KKN
Merajarela
II. Keresahan di
Tengah Masyarakat
III. Kerusuhan
Sosial di Mana-mana
IV. Tuntutan
Reformasi Menggema
V. Kejatuhan yang
Tragis
Contoh 2 (Urutan Sebab – Akibat)
Topik : Pemukiman Tanah
Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di Tanah Tinggi
2. Penyebab Kebakaran
3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4. Rencana Rehabilitasi Fisik
Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)
Topik : Bahaya Ectasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ectasy
2. Bahaya Ectasy
2.1 Pengaruh Ectasy terhadap
Syaraf Pemakainya
2.2 Pengaruh Ectasy terhadap Masyarakat
2.2.1. Gangguan Kesehatan Masyarakat
2.2.2. Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ectasy
4. Simpulan dan Saran
Contoh 4 (Urutan Umum-Khusus)
Topik : Komunikasi Lisan
I. Komunikasi dan Bahasa
II. Komunikasi Lisan dan
Perangkatnya
A. Kemampuan Kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada Suara
B. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh
III.
Praktik Komunikasi Lisan
H. Jenis Tulisan
Jenis tulisan
berdasarkan bentuk dan isinya terdiri dari dua jenis yaitu: tulisan fiksi dan
tulisan non fiksi
1. Fiksi disebut juga cerita rekaan, hasil olahan pengarang berdasarkan
pandangan tafsiran, dan penilaiannya terhadap peristiwa yang terjadi atau yang
hanya berlangsung dalam khayalannya
(Semi, 1998).
Tulisan fiksi
memerhatikan unsur-unsur seperti penokohan , alur, plot, latar (setting), dan
focus penceritaan. Contoh tulisan fiksi diantaranya : novel, roman, cerita
pendek, cerita bersambung, drama dan dongeng.
a. Novel
dan Roman. Ciri-ciri novel : mengungkapkan aspek kemanusiaan secara mendalam,
memiliki isi, cara penceritaan dan bahasa yang lebih beragam dibandingkan
cerpen, menceritakan episode yang diangggap penting dari kehidupan tokoh utama,
misalnya : masa remaja, hingga rumah tangga. Contoh misalnya: Perahu Kertas,
Laskar Pelangi, dan Supernova. Ciri-ciri
roman: hampir sama dengan novel tetapi roman menceritakan kehidupan tokoh utama
secara detail, mulai sejak kecil hingga meninggal, isi cerita yang cenderung
melankolis, penyelesaiann yang tampak dipaksakan romantis dan gaya bahasanya
yang berlebihan. Contoh: roman yaitu Azab dan Sengsara dan Siti Nurbaya.
b.
Cerita
pendek menurut Edgar Allan Poe cerpen adalah cerita yang selesai dibaca dalam
sekali duduk, antara setengah jam sampai dua jam, sehingga pengarang
menggunakan kata-kata yang padat. Cerpen memiliki 500 kata yang disebut cerpen
pendek (short story), cerpen yang panjang cakupan (middle short story), dan
cerpen panjang hingga puluhan ribu kata (long short story). Saat ini, istilah
cerpen merujuk pada karya prosa yang panjangnya tidak kurang 1.000 kata dan
tidak lebih dari 20.000 kata. Dongeng-dongeng adalah cerita khayalan atau
fantasi yang mengisahkan tentang keajaiban sesuatu seperti menceritakan asal
usul tempat atau hal yang menakjubkan tentang kehidupan manusia dan binatang.
Jenis-jenis dongeng yaitu cerita binatang seperti Kancil dan Buaya, cerita
jenaka seperti Si Kabayan, Legenda seperti Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu.
2. Nonfiksi adalah
karya sastra yang dibuat berdasarkan data-data yang otentik saja, tapi bisa
juga data itu dikembangkan menurut imajinasi penulis.
Beberapa contoh
karya nonfiksi tulisan ilmiah (Auto) yaitu : biografi, resensi, tulisan
jurnalistik.
Jenis tulisan
berdasarkan tingkat keilmiahannya : Semi Ilmiah dan Non Ilmiah
a.
Ilmiah
adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Contoh dari karya tulis ilmiah seperti
makalah (paper), skripsi, tesis. Ciri-ciri tulisan ilmiah yaitu: objektif, sistematis, cermat,
tepat, dan benar, tidak persuasive dan argumentasi, tidak mengejar keuntungan
sendiri, tidak melebih-lebihkan sesuatu.
b.
Semi
Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan
sesuai metodologi penulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahsaa konkret,
gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang
dapat dibuktikan benar tidaknya. Contoh dari karya tulis semi ilmiah adalah
artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Ciri-ciri semi
ilmiah yaitu: ditulis berdasarkan fakta pribadi, fakta yang disimpulkan
subjektif, gaya bahasa formal dan popular, mementingkan diri penulis,
melebih-lebihkan sesuatu, usulan-usulan bersifat argumentative, dan bersifat
persuasive.
c.
Non
ilmiah adalah kerangka ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan
ditulis menurut metedologi penulisan yang baik dan benar. Tulisan non ilmiah dalam praktik penulisannya
juga tidak boleh dibuat sembarangan. Unsur-unsur seperti penokohan, plot,
konflik, klimaks, setting harus diperhatikan. Bentuk tulisan non ilmiah
meliputi dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerita bersambung,
puisi, dan naskah drama. Ciri-ciri karangan non ilmiah yaitu, ditulis
berdasarkan fakta pribadi, fakta yang disimpulkan subjektif, gaya bahasa
konotatif dan popular, tidak membuat hipotesis, penyajian dibarengi dengan
sejarah, bersifat imajinatif.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berikut ini simpulan dari pembahasan di atas :
- Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci;
- Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju;
- Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya;
- Bentuk kerangka karangan ada dua macam, yaitu : (1) kerangka topik; (2) kerangka kalimat. Dalam praktik pemakaian, yang banyak di pakai adalah kerangka topik;
- Jenis tulisan berdasarkan bentuk dan isinya terdiri dari dua jenis yaitu: tulisan fiksi dan tulisan non fiksi;
- Jenis tulisan berdasarkan tingkat keilmiahannya : Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non Ilmiah.
B. Saran
Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan
agar mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas,
terstruktur dan teratur tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang
berkualitas. Dan di harapkan dapat memahami jenis
tulisan berdasarkan bentuk dan isinya, serta tingkat keilmiahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza,
Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Insan
Mulia.
2009.
Kuntoro, Niknik
M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir.
Jakarta
: Mitra Wacana Media. 2013.
Arifin, E
Zaenal dan S Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan
Tinggi. Jakarta : CV. Akademika Prcssido.
2006.
W.J.S.
Poerwadarminta. Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang.
Jakarta
: Mitra Wacana Media. 2010.
Hs, Widjono. Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
2012.
Ahmad. Kerangka
Karangan . Diakses dari
Raditut.
Teori outline kerangka karangan. Diakses dari
http://raditut.blogspot.com/2013/11/teori-outlinekerangka- _______karangan_29.html.
( 16-11-2014,
pkl. 04.49 WIB )
pkl. 04.49 WIB )