KREATIVITAS
A.
Pengertian Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
menemukan dan menciptakan suatu hal baru,cara-cara baru, model baru, yang
berguna bagi dirinya dan masyarakat.[1] Hal-hal baru itu tidak selalu sesuatu yang
sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya bisa saja telah ada
sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, konstruk baru yang
memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi, hal baru itu
adalah sesuatu yang bersifat inovatif. Kreativitas memegang peranan penting
dalam kehidupan dan perkembangan manusia. Kreativitas banyak dilandasi oleh
kemampuan intelektual, seperti intelegensi bakat dan kecakapan hasil belajar,
tetapi juga didukung oleh faktor-faktor afektif dan psikomotor.
Menurut David Campbell, Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk
menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik,
aneh dan berguna bagi masyarakat.
Pengertian Kreativitas menurut para ahli lainnya :
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Sesuatu yang baru disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat
juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.
1.
Guilford
(1970 : 236) Kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai cirri-ciri
seorang kreatif.
2.
Utami
Munandar (1992 : 41) Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi
suatu gagasan.
3.
Rogers
(1992 : 48) Kreativitas adalah proses munculnya hasil-hasil baru dalam suatu
tindakan.
4.
Drevdahl
(Hurlock; 1978 : 3) Kreativitas adalah kemampuan untuk memproduksi komposisi
dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sentesis
yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola bar dan kombinasi dari pengalaman
masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.
5.
Menurut
Torrance (1981) Kreativitas adalah proses kemampuan individu untuk memahami
kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan
hipotesis-hipotesis baru dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat
mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan.[2]
B.
Perkembangan Kreativitas
Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan
kreativitasnya. Sebab, pada tahap ini tindakan-tindakan anak masih berupa
tindakan-tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangannya terhadap objek
masih belum permanen, belum memiliki konsep tentang ruang dan waktu, belum
memiliki konsep tentang sebab-akibat, bentuk permainannya masih merupakan
pengulangan reflek-reflek, belum memiliki konsep tentang diri, ruang dan belum
memiliki kemampuan berbahasa.
2.
Tahap
Praoperasional ( 2 – 7 tahun)
Pada tahap ini kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai
tumbuh karena anak sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan
memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang
akan datang, meskipun dalam jangka waktu yang pendek.
3.
Tahap
Operasional Konkrit ( 7 – 11 tahun)
Faktor-faktor
yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah:
a.
Anak
sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental
b.
Mulai
mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana
c.
Mulai
berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas diri
d.
Konsep
tentang ruang sudah semakin meluas
e.
Sudah
amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang
f.
Sudah
mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan
objek-objek konkrit.
4.
Tahap
Operasional Formal ( 11 tahun ke atas)
Ada
beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas ini, yakni :
a.
Remaja
sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran
logis;
b.
Remaja
sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara proporsional berdasarkan
pemikiran logis;
c.
Remaja
sudah memiliki pemahaman tentang ruang relatif;
d.
Remaja
sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative;
e.
Remaja
sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam
menghadapi masalah yang kompleks;
f.
Remaja
sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berpikir hipotesis;
g.
Remaja
sudah memiliki diri ideal;
h.
Remaja
sudah menguasai bahasa abstrak
C.
Tahap-tahap Kreativitas
1.
Persiapan
(preparation)
Merupakan
tahap awal berisi kegiatan pengenalan masalah, pengumpulan data-informasi yang
relevan, melihat hubungan antara hipotesis dengan kaidah-kaidah yang ada.
Tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru menjajagi kemungkinan-kemungkinan.[3]
2.
Inkubasi
(incubation)
Merupakan
tahap menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah. Dengan proses ini
diharapkan ada pemisahan, mana hal-hal yang benar-benar penting dan mana yang
tidak, mana yang relevan dan mana yang tidak.
3.
Iluminasi
(illumination)
Merupakan
tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan,
menghimpun informasi dari luar untuk dianalisis dan disintesiskan
kemudian merumuskan beberapa keputusan.
4.
Ferifikasi
(verification)
Merupakan
tahap mentes dan membuktikan hipotesis, apakah keputusan yang diambil itu tepat
atau tidak.
a.
Memiliki
dorongan (drive) yang tinggi
b.
Memiliki
rasa ingin tahu yang besar
c.
Penuh
percaya diri
d.
Toleran
terhadap ambiguitas
e.
Bersifat
sensitive, dan lain-lain
2.
Utami
Munandar (1992) mengemukakan cirri-ciri kreativitas antara lain :
a.
Senang
mencari pengalaman baru
b.
Memiliki
inisiatif
c.
Selalu
ingin tahu
d.
Mempunyai
rasa humor
e.
Berwawasan
masa depan dan penuh imajinasi, dan lain-lain.
3.
Clark
(1988) mengemukakan karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut :
a.
Memiliki
disiplin diri yang tinggi
b.
Senang
berpetualang
c.
Memiliki
wawasan yang luas
d.
Mampu
berpikir periodic
e.
Memerlukan
situasi yang mendukung
f.
Sensitif
terhadap lingkungan
g.
Memiliki
nilai estetik yang tinggi
4.
Torance
(1981) mengemukakan karakteristik kreativitas adalah :
a.
Memiliki
rasa ingin tahu yang besar
b.
Tekun
dan tidak mudah bosan
c.
Percaya
diri dan mandiri
d.
Berani
mengambil resiko
e.
Berpikir
divergen.
E.
Sikap Orang Tua Terhadap Perkembangan Kreativitas Anak
Sikap orang tua
sangat mempengaruhi kre tivitas anak. Orang tua, adalah individu yang secara
intens berhubungan dengan anak, akan menjadi model bagi anak. Selain itu, sikap
orang tua terhadap perkembangan kreativitas anak juga memegang peranan penting.Sikap
orang tua disini akan dibedakan antara sikap orang tua yang menunjang dan yang tidak menunjang
pengembangan kreatif anak.
Sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak
Munandar (1999) menjelaskan bahwa dari berbagai penelitian
diperoleh hasil, bahwa sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak, ialah:
a.
Menghargai
pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya.
b.
Memberi
waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal.
c.
Membiarkan
anak mengambil keputusan sendiri.
d.
Mendorong
kemelitan anak, untuk menjajaki dan mempertanyakan banyak hal.
e.
Meyakinkan
anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan apa yang
dihasilkan.
f.
Menunjang
dan mendorong kegiatan anak.
g.
Menikmati
keberadaannya bersama anak.
h.
Memberi
pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
i.
Mendorong
kemandirian anak dalam bekerja.
j.
Melatih
hubungan kerja sama yang baik dengan anak.
Sikap orang tua yang tidak menunjang kreativitas anak
Menurut Munandar (1999), sikap orang tua yang tidak menunjang
pengembangan kreativitas anak ialah:
a.
Mengatakan
kepada anak bahwa ia dihukum jika berbuat salah.
b.
Tidak
membolehkan anak menjadi marah terhadap orang tua.
c.
Tidak
membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua.
d.
Tidak
memperbolehkan anak bermain dengan anak dari keluarga yang mempunyai pandangan
dan nilai yang berbeda dari keluarga anak.
e.
Anak
tidak boleh berisik.
f.
Orang
tua ketat mengawasi kegiatan anak.
g.
Orang
tua memberi saran-saran spesifik tentang penyelesaian tugas.
h.
Orang
tua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak.
i.
Orang
tua tidak sabar dengan anak.
j.
Orang
tua dan anak adu kekerasan.
k.
Orang
tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas.
F.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas
Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kreativitas ke dalam 2 kelompok yakni :
1.
Faktor-faktor
yang mendukung
a.
Situasi
yang menghadirkan ketidak lengkapan serta keterbukaan
b.
Situasi
yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
c.
Situasi
yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu
d.
Situasi
yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian
2.
Faktor-faktor
yang menghambat
a.
Tidak
menghargai terhadap fantasi dan hayalan
b.
Otoritarianisme
c.
Diferensiasi
antara bekerja dan bermain
d.
Stereotif
peran seks/jenis kelamin
e.
Kurang
berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan.
Utami Munandar (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kreativitas adalah :
a.
Usia
b.
Tingkat
pendidikan orangtua
c.
Tersedianya
fasilitas
d.
Penggunaan
waktu luang
G.
Upaya Membantu Mengembangkan Kreativitas dan Implikasinya Dalam
Pendidikan
Dalam konteks relasi dengan anak-anak kreatif Torrance (1977)
menamakan relasi bantuan dengan istilah “Creative relationship” yang memiliki
karakteristik sebagai berikut : [4]
1.
Pembimbing
berusaha memahami pikiran dan perasaan anak
2.
Pembimbing
mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya tanpa mengalami hambatan
3.
Pembimbing
lebih menekan pada proses daripada hasil sehingga pembimbing dituntut mampu
memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika
perkembangan dirinya.
4.
Pembimbing
tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai tertentu kepada anak.
5.
Pembimbing
berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan bukan
sebaliknya mencari-cari kelemahan anak.
Dedi Supriadi (1994) mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat
digunakan untuk membimbing perkembangan anak-anak kreatif, yaitu sebagai
berikut :
1.
Menciptakan
rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya
2.
Mengakui
dan menhargai gagasan-gagasan anak
3.
Menjadi
pendorong bagi anak untuk mengkombinasikan dan mewujudkan gagasan-gagasannya.
4.
Membantu
anak memahami divergensinya dalam berpikir dan bersikap dan bukan malah
menghukumnya
5.
Memberikan
peluang untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasannya
6.
Memberikan
informasi-informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia
DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata,
Syaodih Nana.Landasan Psikologi Proses Pendidikan.Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.2009
Psychologymania.Kreativitas
Identifikasi Perkembangan.Di akses dari
pada tanggal 22 Mei 2015, pukul 19.30
WIB
Yandanur.Perkembangan
Kreativitas.Di akses dari
22 Mei 2015, pukul 19.00 WIB
[1]
Nana Syaodih, Landasan
Psikologi Proses Pendidikan, 2009,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya) hal 87
[3]
Yandanur.Perkembangan Kreativitas.Di
akses dari http://www.yandanur.web.id/2011/01/perkembangan-kreativitas.html pada tanggal 22 Mei 2015, pukul 19.00 WIB
[4]
Ibid, http://www.yandanur.web.id/2011/01/perkembangan-kreativitas.html pada tanggal 22 Mei 2015, pukul 19.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar