KONSEP DIRI
A. Definisi Konsep Diri
Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap
pembicaraan tentang kepribadian manusia.Konsep diri merupakan sifat yang unik
pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk
hidup lainnya.Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan
fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa pengertian.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya
yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang
memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan
keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu
pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia
tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak
bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki.
Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk
diselesaikan.Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang
dimiliki mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu
hal yang mudah untuk diselesaikan.Konsep diri terbentuk dan dapat berubah
karena interaksi dengan lingkungannya.
Beberapa
ahli merumuskan definisi konsep diri:
1. Burns (1993:vi) konsep diri adalah suatu gambaran
campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai
diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan.
2. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa
diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat
informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7).
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang
dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau
evaluasi dari orang lain yang mengenal dirinya. Individu akan mengetahui
dirinya cantik, pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai
dirinya. Sebaliknya individu tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain
tanpa ada informasi atau masukan dari lingkungan maupun orang lain. Dalam
kehidupan sehari-hari secara tidak langsung individu telah menilai dirinya
sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain
dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan
menarik, cantik atau tidak.
1. Menurut William D. Brooks bahwa pengertian konsep diri
adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita (Rakhmat, 2005:105).
2. Centi (1993:9) mengemukakan konsep
diri tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri
terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana
kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri
menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.
Konsep diri didefinisikan secara
umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan
pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun
sikap yang dimiliki individu.[1]
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam
bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil,
maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju
kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama
saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya. Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh
tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami,
kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.
Menurut
William D.Brooks (dalam Rahkmat, 2005:105) bahwa dalam menilai dirinya
seseorang ada 2 Jenis Konsep diri yang
menilai positif dan ada yang menilai negatif. Maksudnya individu tersebut ada
yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang mempunyai konsep diri yang
negative.
Tanda-tanda
individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini
mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi
masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap
masalah pasti ada jalan keluarnya.
2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah
diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang
lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian
tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia
menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan
dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat.
Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang
lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.
5. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu
untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan
mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
Dasar konsep
diri positif adalah penerimaan diri.Kualitas ini lebih mengarah kekerendahan
hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal
dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif
Tanda-Tanda
individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :
1.
Peka terhadap
kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah
atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari
individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan
dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering
dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi
orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang
terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang
keliru.
2.
Responsif
sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia
tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang
seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi
pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun
hiperkritis terhadap orang lain.
3.
Cenderung
bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan
siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau
pengakuan pada kelebihan orang lain.
4.
Cenderung
merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena
itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat
melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut
merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan
membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi
(bermusuhan).
Bersikap
psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing
dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya
melawan persaingan yang merugikan dirinya. Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa,
tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya
tarik terhadap hidup. Individu ini akan cenderung bersikap psimistik terhadap
kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai
kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Individu yang memiliki konsep diri
negatif akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan
akan menyalahkan diri sendiri maupun menyalahkan orang lain.
Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan atau
herediter. Konsep diri merupakan faktor bentukan dari pengalaman individu
selama proses perkembangan dirinya menjadi dewasa. Proses pembentukan tidak
terjadi dalam waktu singkat melainkan melalui proses interaksi secara
berkesinambungan.
Burns (1979) menyatakan bahwa konsep diri berkembang
terus sepanjang hidup manusia, namun pada tahap tertentu, perkembangan konsep
diri mulai berjalan dalam tempo yang lebih lambat. Secara bertahap individu akan
mengalami sensasi dari tubuhnya dan lingkungannya, dan individu akan mulai
dapat membedakan keduanya. Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang
hidup. Setiap tahap perkembangan mempunyai aktivitas spesifik yang membantu
seseorang dalam mengembangkan konsep diri yang positif.
Tahap Perkembangan Konsep Diri :
1.
Bayi
Apa yang pertama kali dibutuhkan seorang bayi adalah
pemberi perawatan primer dan hubungan dengan pemberi perawatan tersebut. Bayi
menumbuhkan rasa percaya dari konsistensi dalam interaksi pengasuhan dan
pemeliharaan yang dilakukan oleh orang tua atau orang lain. Kontak dengan orang
lain, dan penggalian lingkungan memperkuat kewaspadaan diri. Tanpa stimulasi
yang adekuat dari kemampuan motorik dan penginderaan, perkembangan citra tubuh dan
konsep diri mengalami kerusakan.Pengalaman pertama bayi dengan tubuh mereka
yang sangat ditentukan oleh kasih sayang dan sikap ibu adalah dasar untuk
perkembangan citra tubuh.
2.
Anak Usia
Bermain
Anak-anak beralih dari ketergantungan total kepada rasa
kemandirian dan keterpisahan diri mereka dari orang lain. Mereka mencapai
keterampilan dengan makan sendiri dan melakukan tugas higien dasar. Anak usia
bermain belajar untuk mengoordinasi gerakan dan meniru orang lain. Mereka
belajar mengontrol tubuh mereka melalui keterampilan locomotion, toilet
training, berbicara dan sosialisasi.
3. Usia prasekolah
Pada masa ini seorang anak memiliki inisiatif, mengenali
jenis kelamin, meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan keterampilan
berbahasa, dan sensitive terhadap umpan balik keluarga. Anak-anak belajar
menghargai apa yang orang tua mereka hargai. Penghargaan dari anggota keluarga
menjadi penghargaan diri. Kaluarga sangat penting untuk pembentukan konsep diri
anak dan masukan negatif pada masa ini akan menciptakan penurunan harga diri
dimana orang tersebut sebagai orang dewasa akan bekerja keras untuk
mengatasinya.
4.
Anak usia
sekolah
Pada masa ini seorang anak menggabungksn umpan balik
dari teman sebaya dan guru. Dengan anak memasuki usia sekolah, pertumbuhan
menjadi cepat dan lebih banyak didapatkan keterampilan motorik, sosial dan
intelektual. Tubuh anak berubah, dan identitas seksual menguat, rentan
perhatian meningkat dan aktivitas membaca memungkinkan ekspansi konsep diri
melalui imajinasi ke dalam peran, perilaku dan tempat lain. Konsep diri dan
citra tubuh dapat berubah pada saat ini karna anak terus berubah secara fisik,
emosional, mental dan sosial.
5.
Masa remaja
Masa remaja membawa pergolakan fisik, emosional, dan
sosial.Sepanjang maturasi seksual, perasaan, peran, dan nilai baru harus
diintegrasikan ke dalam diri. Pertumbuhan yang cepat yang diperhatikan oleh
remaja dan orang lain adalah faktor penting dalam penerimaan dan perbaikan
citra tubuh.
Perkembangan konsep diri dan citra
tubuh sangat berkaitan erat dengan pembentukan identitas.Pengamanan dini
mempunyai efek penting.Pengalaman yang positif pada masa kanan-kanak
memberdayakan remaja untuk merasa baik tentang diri mereka.Pengalaman negatif
sebagai anak dapat mengakibatkan konsep diri yang buruk.Mereka mengumpulkan
berbagai peran perilaku sejalan dengan mereka menetapakan rasa identitas.
6.
Masa dewasa
muda
Pada masa dewasa muda perubahan kognitif, sosial dan
perilaku terus terjadi sepanjang hidup.Dewasa muda adalah periode untuk
memilih.Adalah periode untuk menetapakan tanggung jawab, mencapai kestabilan
dalam pekerjaan dan mulai melakukan hubungan erat.Dalam masa ini konsep diri
dan citra tubuh menjadi relatif stabil.
Konsep diri dan citra tubuh adalah
kreasi sosial, penghargaan dan penerimaan diberikan untuk penampilan normal dan
perilaku yang sesuai berdasarkan standar sosial.Konsep diri secara konstan
terus berkembang dan dapat diidentifikasi dalam nilai, sikap, dan perasaan
tentang diri.
7.
Usia dewasa
tengah
Usia dewasa tengah terjadi perubahan fisik seperti
penumpukan lemak, kebotakan, rambut memutih dan varises. Tahap perkembangan ini
terjadi sebagai akibat perubahan dalam produksi hormonal dan sering penurunan
dalam aktivitas mempengarui citra tubuh yang selanjutnya dapat mengganggu
konsep diri.
Tahun usia tengah sering merupakan waktu untuk
mengevaluasi kembali pengalaman hidup dan mendefinisikan kembali tentang diri
dalam peran dan nilai hidup. Orang usia dewasa tengah yang manerima usia mereka
dan tidak mempunyai keinginan untuk kembali pada masa-masa muda menunjukkan
konsep diri yang sehat.
8.
Lansia
Perubahan pada lansia tampak sebagai penurunan bertahap
struktur dan fungsi.Terjadi penurunan kekuatan otot dan tonus otot.Konsep diri
selama masa lansia dipengaruhi oleh pengalaman sepanjang hidup. Masa lansia
adalah waktu dimana orang bercermin pada hidup mereka, meninjau kembali
keberhasilan dan kekecewaan dan dengan demikian menciptakan rasa kesatuan dari
makna tentang diri makna tentang diri mereka dan dunia membentu generasi yang
lebih muda dalam cara yang positif sering lansia mengembangkan perasaan telah
meninggalkan warisan.
Konsep diri sendiri merupakan kombinasi
dari berbagai aspek, beberapa aspek-aspek konsep diri menurut Staines
menjelaskan ada tiga aspek dalam konsep diri (Burns, 1993 : 81),adalah sebagai
berikut :
1.
Konsep diri
dasar. Aspek ini merupakan pandangan individu terhadap status, peranan, dan
kemampuan dirinya.
2.
Diri sosial.
Aspek ini merupakan diri sebagaimana yang diyakini individu dan orang lain yang
melihat dan mengevaluasi.
3.
Diri ideal.
Aspek ini merupakan gambaran mengenai pribadi yang diharapkan oleh individu,
sebagian berupa keinginan dan sebagian berupa keharusan- keharusan.
Sejumlah ahli psikologi dan pendidikan
berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang
erat.Nylor (1972) mengemukakan bahwa banyak peneliti yang membuktikan hubungan
positif yang kuat antara konsep diri dengan prestasi belajar disekolah. Siswa
yang memiliki konsep diri positif , memperlihatkan prestasi yang baik
disekolah, atau siswa tersebut memeiliki penilaian diri yang tinggi serta
menunjukkan antar pribadi yang positif pula.
Walsh (dalam Burns, 1982) siswa-siswa yang tergolong
underchiver mempunyai konsep diri yang negatif, serta memperlihatkan beberapa
karakteristik kepribadian;
1. mempunyai perasaan dikeritik, ditolak, dan diisolir.
2. melakukan mekanisme pertahanan diri dengan cara menghindar
dan bahkan bersikap menentang.
3. tidak mampu mengekspresikan perasaan dan prilaku.
Konsep diri mempengaruhi prilaku peserta didik dan
mempunyai hubungan yang sangat menentukan proses pendidikan dan prestasi
belajar mereka. Peserta didik yang mengalami masalah disekolah pada umumnya
menunjukkan tingkat konsep diri yang rendah, oleh sebab itu dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan guru sebaiknya melakukan upaya-upaya yang
memungkinkan terjadinya peningkatan konsep diri. Strategi yang dapat dilakukan
dalam mengembangkan dan meningkatkan konsep diri peserta didik:
1.
Membuat siswa
merasa mendapat dukungan dari guru. Dalam mengembangkan konsep diri yang
positif , siswa perlu mendapat dukungan dari guru. Seperti dukungan emosional ,
pemberian penghargaan, dan dorongan untuk maju.
2.
Membuat siswa
merasa bertanggung jawab .memberi kesempatan terhadap siswa untuk membuat
keputusan sendiri atas perilakunya dapat diartikan sebagai upaya guru untuk
memberi tanggung jawab terhadap siswa.
3.
Membuat siswa
merasa mampu. Ini dapat dilakukan dengan cara menunjukkan sikap dan pandangan
yang positif terhadap kemampuan yang dimiliki siswa.
4.
Mengarahkan
siswa untuk mencapai tujuan yang realistis. Dalam upaya meningkatkan konsep
diri siswa, guru harus menetapkan tujuan yang hendak dicapai serealistis
mungkin, yakni tujuan yang sesuai dengan tujuan yang sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.
5.
Membantu siswa
menilai dirinya secra realistis .pada saat mengalami kegagalan , adakalanya
siswa menilai secara negatif, dengan memandang dirinya sebagai orang yang tidak mampu.
6.
Mendorong
siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis. Upaya lain yang harus
dilakukanguru dalam membantu mengembangkan konsep diri peserta didik
adalah dengan memberikandukungan dan dorongan agar mereka bangga dengan
prestasi yang telah dicapai
0 komentar:
Posting Komentar