Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PSIKOLOGI PENDIDIKAN


MOTIVASI
A.    Motivasi Belajar
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama.[1] Motivasi adalah usaha yang didasari untuk nmengarahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.[2]
            Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga didalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Jadi motivasi adalah dorongan atau rangsangan psikologis seseorang untuk belajar secara sungguh-sungguh, penuh konsentrasi sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Perspektif tentang motivasi
Perspektif psikologis  menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula. Di bawah ini di bahas tentang 4 perspektif yaitu behavioral, humanistis, kognitif,sosial.

1.      Perspektif Humanistik
Perspektif humanistik menitik beratkan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih tujuan mereka. Perspektif ini berhubungan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Menurut Hierarki Kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut :



2.      Perspektif Kognitif
Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan mengarahkan motivasi mereka. Minat ini berfokus pada ide-ide motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan kegagalaan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi), dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif.
Jadi, perspektif behavioris memandang motivasi sebagai konsekuensi dari insentif eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak dilebih-lebihkan. Perspektif kognitif merekomendasikan agar murid diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung-jawab untuk mengontrol prestasi mereka sendiri.
3.      Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman, yaitu kebuthuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat,keterikatan mereka dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
Contoh: Seorang mahasiswa yang senang berteman dengan mahasiswa lain karena teman-temannya yang baik akan termotivasi untuk sering datang ke kampus (kuliah) karena ia merasa nyaman saat dia bersama teman-temannya dan itu dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
4.      Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menitik beratkan pada reward dan punishment eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi seseorang. Insentif adalah peristtiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memeotivasi perilaku seseorang. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang baik dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak tepat (Emmer dkk, 2000).[3]

B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu :
1.      Faktor raw input (faktor siswa itu sendiri), dimana setiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi sosiologis dan kondisi psikologis.
2.      Faktor enviromenttal input (faktor lingkungan), baik lingkungan alami maupun lingkungan sosial.
3.      Faktor instrumental input, didalamnya yang terdiri dari kurikulum, program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas serta tenaga pengajar (guru)[4]

Motivasi sebagai faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari, dan menggerakkan perbuatan belajar. Motivasi belajar bisa menurun akibat ambisi orang tua atau sistem peringkat disekolah. Motivasi menggerakkan individu, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu. Mempelajari motivasi maka akan ditemukan mengapa individu berbuat sesuatu karena motivasi individu tidak dapat diamati secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan menjadi mendekati kebenaran apa yang menjadi motivasi individu bersangkutan.
C.    Motivasi Berprestasi
Motivasi menurut Mc.Clelland ada tiga, yaitu:
1.      Motivasi berprestasi (need of achievement)
2.      Motivasi bersahabat (need of affiliation)
3.      Motivasi berkuasa (need of power)
Motif untuk berprestasi (achievement motive) adalah motif yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan (standard of exellence), baik berasal dari standar prestasinya sendiri diwaktu lalu ataupun prestasi orang lain. Mc Clelland secara terperinci pada teori motivasi berprestasinya yang di kutip Basuki (2007) menyatakan “motivasi berprestasi bermakna suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji”.
Motivasi berprestasi yang digunakan dalam penelitian dapat diartikan sebagai motif yang mendorong siswa untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dibidang akademis dengan suatu ukuran keunggulan. Jika disekolah motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri seseorang baik itu dari dalam maupun dari luar  untuk melakukan aktivitas berupa belajar dan aktivitas lainnya dengan semaksimal mungkin dan bersaing berdasarkan standar keunggulan agar mencapai prestasi dengan presikat terpuji atau predikat unggul.
D.    Peranan atau Manfaat Motivasi
Sardiman AM (1996:86) menjelaskan terdapat tiga rungsi motivasi, antara lain :
1.      Mendorong manusi untuk berbuat, jadi sebagai penggerak.
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Manfaat motivasi, yaitu :
1.      Membuat anak bersemangat daam belajar.
2.      Anak menjadi lebih kreatif dalam belajar.
3.      Anak menjadi rajin dalam mengerjakan tugas, membaca, menulis, dan sebagainya.
4.      Anak menjadi lebih aktif.
5.      Anak akan lebih fokus mengembangkan kemempuan ataupun bakatnya.
Pentingnya motivasi belajar bagi peserta didik, yaitu :
1.      Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
2.      Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar.
3.      Mengarahkan kegiatan belajar.
4.      Membesarkan semangat belajar.
5.      Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.

Manfaat motivasi bagi pendidik, yaitu :
1.      Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat peserta didik untuk belajar sampai berhasil.
2.      Mengetahui dan memahami motivasi belajar peserta didik dikelas
3.      Meningkatkan dan menyadarkan pendidik untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran
4.      Memberi peluang pendidik untuk “Unjuk Kerja”[5]

E.     Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membenagkitkan motivasi belajar siswa. Berikut ini dikemukakan bebrapa petunjuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu :
1.      Memperjelas tujuan yang ingin dicapai
2.      Membangkitkan minat siswa
3.      Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
4.      Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik
5.      Berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
6.      Berikan penilaian
7.      Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
8.      Ciptakan persaingan dan kerjasama.


DAFTAR PUSTAKA

           

Anni, Catharina T., dkk..2006. Psikologi Belajar.Semarang :Unnes Press
Djamarah,S.B dan Aswan Zain.2006.Strategi Belajar-Mengajar(Edisi Revisi).Jakarta: PT Rineka
Cipta
Djiwandono, S.E.W. 2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta :Grasindo
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta :PT Bumi Aksara
John W. Santrock. 2004. Psikologi Pendidikan  Jilid 2: Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri
Sardiman,A.M.2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:  Grafindo Persada
Anggi,Cahyani dkk. Peranan Motivasi dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
       imadiklus.com/peranan-motivasi-dalam-proses-belajar-dan-pembelajaran/Peranan Motivasi
       alam Proses Belajar dan Pembelajaran
Bahar Haris. Motivasi Berprestasi. harisbahar.blogspot.com
Rante,Hesron Tiku. Peranan Motivasi Dalam Belajar. https://hesronfree.wordpress.com.
S Daud. Landasan Teori. Chapter II.Pdf





[1]  John W. Santrock, psikologi pendidikan, jilid 2, Jakarta, fajar interpratama mandiri, 2004,hlm 510
[2] Sardiman,A.M.2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada.
[3] John W. Santrock, psikologi pendidikan, jilid 2, Jakarta, fajar interpratama mandiri, 2004, hlm 511-513
[4]  Ibid
[5] Anggi,Cahyani dkk. Peranan Motivaaasi Dalam Proses Belajar Dan Pembelajaran. imadiklus.com/peranan-motivasi-dalam-proses-belajar-dan-pembelajaran/Peranan Motivasi dalam Proses Belajar dan
Pembelajaran. Diakses pada tgl 10 April 2015 pukul 15.12

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar